Aimin' Projects
Aimin' Projects
Pikiranku 'kan bom dalam histeria, uwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...
Quote ini adalah referensi dari lagu Machine Girl - Uzumaki. Ga ada alasan khusus kenapa aku bikin poster ini dengan potongan lirik lagu ini. Cuma, pas disatuin sama tipografi aksara Sunda keliatannya jadi keren dan modern banget. Aksara keren asli lokal kabanggaan urang Sunda yang underrated.
Di blog kali ini aku mau ceritain pengalaman aku kenal sama aksara Sunda. Penasaran juga? Yuk, kenalan sama aksara Sunda!
Sebelum ke cerita, mungkin ada baiknya kita tau dulu sedikit tentang aksara Sunda-nya sendiri. Aksara Sunda terdiri dari 23 huruf konsonan (aksara ngalagena), 7 huruf vokal (aksara swara), dan 13 tanda baca (rarangkén), serta angka.
Huruf konsonan secara dasar (tanpa tanda baca) otomatis dibaca dengan 'a' (seperti contoh pada gambar). Tanda baca ada yang menggantikan 'a' dengan vokal tanda baca masing-masing mirip harakat pada bahasa Arab, atau ada juga yang menambah bunyi di tengah atau di akhir. Untuk penempatan tanda baca bisa dilihat pada gambar, apa berada di atas/kanan/bawah/kiri titik-titik ('...' sebagai pengganti huruf konsonan). Namun, tanda baca tak bisa dipakai pada huruf vokal. Untuk angka harus diapit dengan dua garis lurus ( | ) agar tidak tercampur dengan huruf.
Untuk selebihnya bisa kalian cari dan pelajari di sumber lain!
Waktu itu aku lagi kelas 5 SD kalau gak salah. Aku lupa lagi detailnya karena aku masih kecil, jadi mungkin kurang akurat ceritanya. Di kelas diumumin harus ada perwakilan untuk diajar aksara Sunda untuk dilombakan. Aku pun dijadiin 'tumbal' sama kelas untuk mewakilkan lomba ini.
Dan untuk sisa ceritanya aku bener-bener nge-blank, tapi aku masih nyimpen piagam lomba waktu itu yang sekarang sayangnya tidak dalam kondisi baik. Intinya perlombaannya adalah baca tulis aksara Sunda. Waktu itu aku sebagai perwakilan laki-laki dari SD.
Aku diajarin Bu Ela (Mas Ela Hodijah, S.Pd.) selama dilatih. Guru hebat yang masih passionate sampai saat ini dengan ngajar di ekskul aksara Sunda SDN 087 Rancabolang.
Setelah lulus SD harusnya sih aku gak begitu tertarik lagi, karena aku diajar aksara Sunda sebatas untuk dilombain doang. Apalagi aku bahkan sebenernya gak bisa bahasa Sunda, wkwkwk. Tapi, entah kenapa dengan belajar aksara Sunda jadinya ada semacam self-fulfillment, ngerasa berkontribusi dengan melestarikan budaya gitulah.
Aku nyoba nulis hal-hal random dengan aksara Sunda buat keren-kerenan. Aku juga ngulik-ngulik cara munculin aksara Sunda di HP. Aku masih inget dengan web Kairaga.com dan aplikasi Multiling O Keyboard sebagai sumber unicode, font, dan keyboard support paling awal yang aku pake.
Waktu itu rasanya ajaib aja bisa munculin aksara lokal di layar gadget. Aku ngumpulin berbagai koleksi font aksara Sunda dan gonta-ganti aplikasi keyboard seiring makin banyak yang support aksara Sunda. Aku juga mulai nyoba masukin aksara Sunda ke dalam desain seperti di postingan di awal.
Saat SMA, Bu Ela ngundang aku ke komunitas Jatinangor Aksara Sunda (JAS) dan ngeinfoin tentang lomba aksara Sunda di Universitas Kristen Maranatha. Tentu saja aku milih ikutan daripada masuk kelas karena aku lagi butuh uang jajan, wkwkwk. Lombanya adalah menggambar dengan memasukkan lirik lagu Manuk Dadali. Alhamdulillah ternyata masih keasah ilmunya dan dapet juara (tapi hasil gambarnya kurang bagus, aowkaowko).
Saat ini aksara Sunda udah mulai lebih dikenal. Banyak juga platform yang mendukung seperti SundaDigi yang memudahkan kamus Sunda dan konversi Latin ke aksara Sunda. Keyboard Android juga sekarang tidak perlu memasang file tambahan seperti Keyboard Aksara Sunda, bahkan sekarang Gboard support Sunda (Aksara Sunda).
Jadi begitulah sedikit sharing-ku tentang aksara Sunda. Setidaknya walau gak bisa bahasa Sunda, aku bisa aksara Sunda, hehe. Kalau kalian gimana? Udah tau aksara Sunda? Atau mungkin punya aksara lokalnya masing-masing untuk di-share? Coba tulis di kolom komentar ya!
){kind=link}
0 Komentar