aiminprojects logo Aimin' Projects

Post Highlight    

Komunikasi Antarbudaya

Budaya adalah kumpulan individu yang terikat oleh suatu kesamaan, baik itu suku, bangsa, agama, bahasa, warisan, hingga produk. Dan setiap budaya pasti memiliki perbedaan nilai, bisa itu prinsip, adat, bahasa, dan banyak lainnya.

Oleh karena itu, muncul pembahasan teori komunikasi antarbudaya agar kita dapat berkomunikasi antarbudaya yang berbeda agar tidak terjadi kesalahpahaman dan konflik. Di blog kali ini, kita bakal liat gimana budaya dan komunikasi saling berkaitan.

Pengertian

Seperti yang disinggung sebelumnya, komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang melibatkan dua atau lebih pelaku dengan budaya yang berbeda sehingga menciptakan interaksi baru dari para pelaku.


Bentuk Komunikasi Antarbudaya

Bentuk-bentuk komunikasi antarbudaya diantaranya yaitu:

  1. Komunikasi Internasional (Antarnegara): Komunikasi ini biasanya mencakup aktivitas seperti diplomasi dan propaganda demi kepentingan negara dalam hal ekonomi, politik, pertahanan yang juga sering berkaitan dengan aspek antarbudaya dan ras.
  2. Komunikasi Antarras: Ras di sini didefinisikan sebagai kategori kelompok berdasarkan karakteristik biologis.
  3. Komunikasi Antaretnis: Etnis diidentifikasi berdasarkan bahasa dan asal-usul yang serupa.


Prinsip Komunikasi Antarbudaya

Prinsip komunikasi antarbudaya adalah konsep-konsep yang membantu kita berinteraksi secara efektif dengan orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda serta menghindari kesalahpahaman dan konflik. Berikut adalah beberapa prinsip utama dalam komunikasi antarbudaya:

  1. Relativitas Bahasa: Mengetahui kata yang sekiranya mirip dan relevan dari arti dan konteks tafsirannya, karena setiap bahasa punya karakteristik semantik dan struktur yang berbeda-beda yang dapat mempengaruhi cara seseorang mengembangkan pemikirannya melalui bahasa tersebut.
  2. Bahasa Cermin Budaya: Bahasa juga mencerminkan budaya yang berbeda, misal dalam bahasa Sunda, terdapat Sunda halus (lemes) dan Sunda kasar (loma) yang penggunaannya tentu harus diperhatikan dengan komunikan/pendengar. Semakin beragam budaya yang ada, semakin jelas perbedaan dalam komunikasi yang muncul, termasuk melalui isyarat nonverbal.
  3. Mengurangi Ambigu Antarbudaya: Dalam komunikasi, sering kali kita berusaha mengurangi ketidakpastian untuk memahami, memprediksi, dan menjelaskan perilaku orang lain dengan lebih baik. Fenomena ini juga sering disebut dengan culture shock atau kaget saat melihat budaya lain yang berbeda dengan budaya sendiri.
  4. Perbedaan Antarbudaya: Ketika perbedaan antarbudaya semakin besar, kesadaran diri dalam komunikasi meningkat, yang dapat menimbulkan berbagai dampak positif maupun negatif. Berusahalah untuk tenang dan memahami perbedaan yang ada.
  5. Interaksi Awal dan Perbedaan Antarbudaya: Tentunya semakin lama kita berkomunikasi dengan yang berbeda budaya, kita semakin memahami satu sama lain dan menghilangkan impresi dari interaksi awal yang mungkin terlihat aneh atau berbeda.
  6. Memaksimalkan Hasil Interaksi Komunikasi Antarbudaya: Dengan komunikasi antarbudaya, kita bisa mempelajari banyak hal dari budaya lain. Gunakan komunikasi ini semaksimal mungkin saat mulai terbiasa, karena komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang sulit yang harus menjelaskan perbedaan budaya.


Hubungan Komunikasi dan Budaya

Hubungan antara budaya dan komunikasi sangat erat dan saling mempengaruhi. Budaya membentuk cara seseorang berkomunikasi, termasuk gaya bahasa, bahasa tubuh, dan norma-norma komunikasi. Sebaliknya, komunikasi memainkan peran penting dalam membentuk, mempertahankan, dan meneruskan nilai-nilai, tradisi, dan praktik budaya kepada generasi berikutnya.

Budaya memberikan kerangka referensi bagi cara seseorang memahami, menafsirkan, dan menyampaikan pesan. Misalnya, budaya tertentu mungkin lebih menghargai komunikasi langsung dan terbuka, sementara budaya lain mungkin lebih menyukai komunikasi yang lebih tidak langsung dan halus.

Sedangkan, komunikasi berperan penting dalam menyebarkan dan mempertahankan budaya. Melalui komunikasi, nilai-nilai, tradisi, dan pengetahuan budaya dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Selain itu, interaksi antarbudaya melalui komunikasi juga dapat menyebabkan perubahan dan adaptasi budaya.


Nilai, Norma, dan Simbol Budaya dalam Komunikasi

Budaya, yang merupakan sistem nilai, norma, simbol, keyakinan, dan perilaku yang diwariskan, menjadi dasar dalam cara individu berinteraksi dan menafsirkan pesan yang disampaikan.

  1. Nilai Budaya: Prinsip atau ide-ide yang dianggap penting dalam suatu masyarakat yang memengaruhi cara individu berpikir, bertindak, dan berinteraksi. Contohnya, nilai kolektif dalam budaya tertentu akan memengaruhi komunikasi dengan lebih mementingkan harmoni kelompok.¹
  2. Norma Budaya: Aturan atau standar perilaku yang diharapkan dalam suatu masyarakat yang bertujuan mengatur perilaku dan menciptakan ketertiban dalam masyarakat. Contohnya, aturan komunikasi yang sopan atau gaya bahasa tertentu yang dianggap sesuai dalam suatu budaya.
  3. Simbol Budaya: Representasi visual, verbal, atau perilaku yang memiliki arti khusus dalam suatu masyarakat yang mencerminkan budayanya. Contohnya, bahasa yang bukan hanya alat komunikasi verbal, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai budaya.


Teori Komunikasi Antarbudaya²

Terdapat beberapa teori yang didapat dari komunikasi antarbudaya, diantaranya yaitu:

1. Teori Dimensi Budaya – Geert Hofstede

Hofstede mengidentifikasi enam dimensi budaya yang memengaruhi komunikasi:

  1. Individualisme vs. Kolektivisme: Apakah individu lebih mementingkan diri sendiri atau kelompok.
  2. Power Distance (Jarak Kekuasaan): Sejauh mana ketimpangan atau perbedaan kekuasaan diterima dalam masyarakat.
  3. Uncertainty Avoidance: Seberapa nyaman menghadapi ketidakpastian atau ambiguitas.
  4. Masculinity vs. Femininity: Fokus pada pencapaian dan kekuasaan (maskulin) vs. kualitas hidup dan hubungan (feminin).
  5. Long-term vs. Short-term Orientation: Orientasi ke masa depan atau masa kini/tradisi.
  6. Indulgence vs. Restraint: Tingkat kebebasan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan.

2. Teori High Context vs. Low Context – Edward T. Hall

High Context: Komunikasi bergantung pada konteks, ekspresi nonverbal, dan hubungan sosial. Contohnya Jepang dan Arab.

Low Context: Komunikasi langsung, eksplisit, dan bergantung pada kata-kata. Contohnya Amerika dan Jerman.

3. Anxiety/Uncertainty Management Theory (AUM) – William Gudykunst

Teori ini menjelaskan bahwa dalam interaksi antarbudaya, individu mengalami kecemasan dan ketidakpastian. Untuk komunikasi yang efektif, seseorang harus dapat mengelola kedua hal ini dengan baik agar bisa saling memahami dengan akurat.

4. Identity Negotiation Theory – Stella Ting-Toomey

Teori ini menyatakan bahwa komunikasi antarbudaya melibatkan proses negosiasi identitas, baik identitas pribadi maupun budaya. Orang akan mencoba menegosiasikan bagaimana mereka ingin dipahami oleh orang lain dari budaya yang berbeda.

5. Face Negotiation Theory – Stella Ting-Toomey

Berfokus pada konsep "face" (muka/wajah), yaitu citra diri yang ingin dijaga dalam interaksi. Cara menjaga muka berbeda tergantung budaya, misalnya budaya kolektivis lebih fokus menjaga muka kelompok dan budaya individualis lebih fokus menjaga muka pribadi.

6. Communication Accommodation Theory – Howard Giles

Menjelaskan bagaimana orang menyesuaikan (accommodate) gaya komunikasi mereka untuk menyatu atau membedakan diri dari lawan bicara. Ada dua strategi, yaitu: (1) Convergence, menyesuaikan gaya komunikasi agar mirip dan mempererat hubungan. (2) Divergence, mempertegas perbedaan gaya dan menekankan identitas budaya.

7. Cross-Cultural Adaptation Theory – Young Yun Kim

Teori ini membahas bagaimana individu beradaptasi dengan budaya baru melalui proses belajar, stres, dan pertumbuhan. Adaptasi ini bukan hanya secara bahasa, tapi juga perilaku, nilai, dan cara berpikir.


Penutup

Sekian ilmu yang bisa saya bagikan di blog kali ini. Dengan sering berkomunikasi dengan yang berbeda latar budaya, kita bisa memperluas pengetahuan dan bahkan lebih mengerti tentang diri sendiri. Dengan komunikasi antarbudaya pula, kita memahami perbedaan dan motif suatu budaya. Kuncinya adalah untuk mau belajar, memahami, dan negosiasi.


Referensi

Posting Komentar

0 Komentar

Close Menu